Lisa86’s Weblog

Just another WordPress.com weblog

Hidup bersama demensia

Suatu hari seorang wanita datang mengantarkan ibunya yang sakitdengan keluhan

November 28, 2016 Posted by | Nursing | Leave a comment

Untuk negeriku

Di tengah kondisi negeri yang memanas.. Sebuah puisi W.S Rendra menyuarakan bahwa tidak ada gunanya hidup dalam permusuhan karna perbedaan..

PUISI “SAGU AMBON”
Karya : W.S. Rendra  

Ombak beralun, o, mamae.
Pohon-pohon pala di bukit sakit.
Burung-burung nuri menjerit.
daripada membakar masjid
daripada membakar gereja
lebih baik kita bakar sagu saja.

Pohon-pohon kelapa berdansa.
Gitar dan tifa.
Dan suaraku yang merdu.
O, ikan,
O, taman karang yang bercahaya.
O, saudara-saudaraku,
lihat, mama kita berjongkok di depan kota yang terbakar.

Tanpa kusadari
laguku jadi sedih, mamae.
Air mata kita menjadi tinta sejarah yang kejam.

Laut sepi tanpa kapal layar.
Bumi meratap dan terluka.
Di mana nyanyian anak-anak sekolah?
Di mana selendangmu, nonae?
Di dalam api unggun aku membakar sagu.
Aku lihat permusuhan antara saudara itu percuma.
Luka saudara lukaku juga.

November 26, 2016 Posted by | Nursing | Leave a comment

Enjoy gardening!!

Sejak kecil saya punya cita-cita ingin punya perkebunan. Kayaknya asik kali ya punya kebun sendiri, bisa menikmati buah atau sayur yang ditanam sendiri. Berhubung karna belum punya rumah sendiri, cita-cita ini terkubur dalam-dalam :).Nah, beberapa bulan lalu akhirnya hal ini terwujud, walau tanah hanya sepetak akhirnya bisa menanam sendiri. Bermula dari keprihatinan melihat buah dan sayuran yang diberi pengawet akhirnya memutuskan untuk menanam sendiri. Keuntungannya adalah sayur/buah yang kita tanam bebas dari pestisida dan pengawet (toh tentu kita tidak mau meracuni diri sendiri kan?). Tanaman percobaan pertama yang di tanam adalah cabe dan tomat. Kenapa cabe dan tomat karna menurutku, cabe dan tomat paling gampang untuk ditemui dan paling sering dipakai sehari-hari. Tomat dan cabe disebar aja di tanah dan dalam beberapa hari tumbuh. Sekarang ini tanamannya udah nambah, ada pakcoy, kangkung, timun, daun bawang, basil, seledri, buncis, lobak, kunyit, jah. semoga nanti tanamannya menjadi banyak.

Pekarangan yang saya gunakan juga tidak besar, so memanfaatkan pot atau polybag untuk menanam. jadi, tidak perlu kuatir pekarangan yang sempit atau tidak punya tanah. Saat ini juga sedang berkembang yang namanya sistem tanam vertikultur ( yang ini nanti saya jelaskan lagi). Proses menanam dimulai dari menyemai benih, dalam menyemai benih mesti tahu jenis benihnya dan cari tahu bagaimana cara penyemaiannya karena tiap benih berbeda cara disemai. Pada saat penyemaian tumbuh daun semu ( 2 daun) , jangan buru-buru di pindah tanam, tunggu sampai 4 daun lalu dipindah tanam ke media yang lebih besar atau dipindah di pekarangan. Sediakan waktu untuk menyiram tanaman. pagi dan sore jika cuaca panas dan sore saja jika cuaca sedang hujan.

Tantangan yang dihadapi dalam berkebun kalo dari share dari grup bertanam yang saya ikuti biasanya itu tanaman layu/kering bisa jadi disebabkan oleh virus tanaman, kurangnya pengetahuan tentang bercocok tanam dan pemupukan dan yang paling sering mengganggu perkembangan tanaman adalah tikus. saya mengalami sendiri tiap malam tikus suka menggigit daun-daun tanaman. Namun, jangan sampai putus asa karena tantangan yang ada. Terus mencoba dan mencoba lagi. Karna dari situ kita belajar arti kesabaran dan ketekunan serta kreatifitas agar tikus tidak mengganggu terus. Saat ini saya masih terus belajar bagaimana berkebun. terus mencari informasi yang bisa mendukung hobi ini. Ikut grup-grup bercocok tanam sehingga bisa share dan mendapat ilmu dari teman-teman yang memiliki hobi yang sama.

Image

 

 

Image

 

Nah ini beberapa gambar dari pekarangan dan pot yang saya gunakan untuk berkebun.

Sangat menyenangkan bisa berkebun, tiap pagi saya bangun dan melihat tanaman yang hijau dan sedang bertumbuh.

Enjoy gardening ! Salam berkebun

January 23, 2014 Posted by | Nursing | Leave a comment

MULTIPEL SKLEROSIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MULTIPEL SKLEROSIS

( Ns. Juni Esni Siagian, S.Kep  dan Ns. Rizkia Felisanny Pical, S.Kep )

 

PENDAHULUAN

Multipel sklerosis merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan adanya inflamasi kronis. Multipel sklerosis merupakan penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat yaitu otak dan medula spinalis.  Onset terjadinya multipel sklerosis rata-rata terjadi di usia 20 dan 40 tahun. Multipel sklerosis umumnya terjadi pada usia dewasa muda dan sekitar 20 persen mengalami  onset awal di usia 40 dan 50 tahun. Penyakit ini lebih sering terjadi  wanita daripada pria.

Angka kejadiannya di dunia  sangat  bervariasi. Sekitar 500,000 kasus terjadi di Amerika, di Inggris terjadi 6 kasus per 10.000 orang. Multipel sklerosis jarang terjadi di negara tropis. Di Indonesia, multipel skeloris merupakan penyakit langka.

Multipel sklerosis merupakan penyakit yang tidak dapat diprediksi karena tampilan klinisnya sangat bervariasi. Simptomnya berubah-ubah  dari hari ke hari dan menyebabkan ketidakmampuan pada penderitanya. Ketidakmampuan ini menyebabkan pasien kesulitan dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari sehingga seringkali memerlukan bantuan orang lain.  

Seorang perawat perlu mengetahui bagaimana proses terjadinya multipel sklerosis sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan pasien dapat hidup lebih optimal serta mencegah terjadinya kekambuhan.

DEFINISI

A. Pengertian

Multipel sklerosis yang dulu disebut juga sklerosis diseminasi adalah penyakit degeneratif, bersifat kronis dan progresif yang   merusak myelin pada sususan saraf pusat (Hickey, 2008).  Multipel skeloris merupakan  penyakit kronik yang menyerang susunan saraf pusat (otak dan medula spinalis) yang menyebabkan ketidakmampuan yang sering terjadi pada usia dewasa muda.

B.  Klasifikasi

Klasifikasi multipel sklerosis berdasarkan progresifitasnya yaitu:

1. Relapsing-Remitting Multiple Sclerosis(RRMS)

Tipe Relapsing-Remitting terjadi pada sekitar 80-90 persen kasus multipel sklerosis. Berulang 1-2 minggu atau lebih dari 4-8 minggu dan kembali pulih.
RRMS merupakan jenis multipel sklerosis yang sering kali timbul pada akhir usia belasan atau dua puluhan tahun. Hal ini diawali dengan suatu serangan hebat yang kemudian diikuti dengan kesembuhan semu. Kesembuhan semu yang dimaksud adalah setelah serangan hebat penderita terlihat pulih. Namun sebenarnya, tingkat kepulihan itu tidak lagi sama dengan tingkat kepulihan sebelum terkena serangan. Jika sebelum terkena serangan hebat pertama penderita memiliki kemampuan motorik dan sensorik 100 persen,maka setelah serangan tersebut mungkin hanya akan pulih 70-95 persen aja.serangan berikut akan terus menurukan kemampuan penderita sampai ke 0 persen. Setiap kekambuhan yang terjadi  mengakibatkan  semakin memburuknya kondisi penderita. Interval waktu antara serangan satu dengan serangan yang selanjutnya sama sekali tidak bisa diduga bisa dalam hitungan hari, minggu bulan atau tahun. Setelah beberapa kali mengalami serangan hebat, jenis multiple sklerosis ini akan berubah menjadi Secondary Progressiv MS.

2. Primary-progressive Multipel sclerosis (PPMS)

Primary-progressive multiple sclerosis merupakan suatu kemunduran berangsur-angsur yang terus menerus pada kemampuan-kemampuan fisik pasien dari permulaan. Tipe ini terjadi sekitar 10-20 persen. Pada jenis ini kondisi penderita terus memburuk. Ada saat – saat penderita tidak mengalami penurunan kondisi, namun jenis MS ini tidak mengenal istilah kesembuhan semu. Progresnya beragam, penderita multipel sklerosis pada jenis ini dapat mengakibatkan kematian.

3. Secondary-progressive Multiple Sclerosis(SPMS) 

Pasien-pasien yang mulai dengan RR-MS dapat kemudian memasuki suatu fase dimana kekambuhan-kekambuhan adalah jarang namun lebih banyak ketidakmampuan berakumulasi, dan dikatakan mempunyai tipe SP. Kira-kira 50 persen dari pasien-pasien RR-MS akan berkembang menjadi SP-MS dalam 10 tahun.

4. Progressive-relapsing Multiple sclerosis (PRMS)

Tipe ini jarang terjadi pasien multipel sklerosis, hanya sekitar 5 persen kejadian.

 

ETIOLOGI

Penyebab terjadi multipel sklerosis masih belum diketahui secara pasti. Namun, para ilmuwan memperkirakan bahwa terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya multipel sklerosis. Terdapat beberapa teori yang dijadikan dasar untuk memahami penyebab terjadinya multipel sklerosis

1. Respon autoimun

    Terjadi respon abnormal pada sIstem imun yang melawan myelin yang ada di otak dan medulla spinalis.

2. ViruS

3. Genetik

Faktor-faktor pemicu dan yang dapat memperburuk (eksaserbasi ) multipel sklerosis  yaitu :

1. Kelelahan atau keringat yang berlebihan

2. Infeksi disertai demam

3. Stress emosional

4. Kehamilan

 

PATOFISIOLOGI

Neuron atau sel saraf memiliki sebuah badan sel.  Terdapat dua macam serabut saraf yang keluar dari badan sel yaitu dendrit dan akson. Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan yang lain. Akson ditutupi oleh lapisan lemak yang disebut lapisan myelin. Myelin merupakan kumpulan sel Schwan yang berfungsi melindungi akson dan memberikan nutrisi. Sel Schwan adalah sel glia yang membentuk selubung lemak. Myelin menfasilitasi dalam konduksi saraf.

Pada kasus multipel sklerosis pemicu terjadinya kerusakan myelin belum diketahui secara pasti. Namun suatu teori menyatakan bahwa adanya serangan reaksi autoimun yang disebabkan oleh infeksi virus dan toksin lingkungan serta dipengaruhi oleh faktor genetik individu. Respon imun memicu kerusakan selaput myelin yang menyelimuti saraf pusat. Proses yang disebut demyelinasi ini disertai dengan edema dan inflamasi. Adanya inflamasi kronis dan terbentuknya jaringan parut menyebabkan konduksi impuls saraf menjadi terganggu atau menjadi lambat. Antibodi myelin protein spesifik ditemukan di serum dan cairan serebrospinal pada pasien yang menderita multipel sklerosis. Sel T limfosit merusak myelin juga dilibatkan dalam proses autoimun untuk merusak myelin dan terjadi inflamasi. Remyelinasi sel saraf dapat terjadi tapi prosesnya lambat dan dapat terjadi perbaikan sehingga gejala yang terjadi dapat berkurang.

MANIFESTASI KLINIK

Pada multipel skeloris, demyelinasi sel saraf dapat terjadi dimana saja pada sistem saraf pusat. Akan tetapi, area yang paling sering terkena adalah saraf optik, saraf okulamotor, kortikospinal, serebelar, cervical spinal cord  dan sistem kolumna posterior.

Multipel sklerosis biasanya tidak terjadi pada saraf perifer. Tanda dan gejala yang muncul pada multipel sklerosis bergantung pada area sistem saraf pusat yang mengalami demyelinasi. Tanda dan gejala yang ditunjukkan adalah :

  1. Area sensorik : mati rasa dan perasaan geli di wajah maupun ekstremitas, hilang sensasi sendi dan proprioseptif, 50 persen pasien kehilangan sensori terhadap objek (hilang rasa posisi, bentuk, tekstur dan getaran). Terdapat tanda Lhermitte yaitu penderita merasakan seperti disengat listrik, yang dimulai dari leher atau punggung dan belakang ( biasanya ketika leher di tekuk ke depan).
  2. Area motorik : kelemahan ekstremitas bawah, hilang koordinasi, tremor intensional pada ekstremitas atas, ataxia ekstremitas bawah, gaya jalan goyah dan spastis, kelemahan otot bicara dan fasial palsy. Tanda Uhthoff yang khas pada multiple sklerosis yaitu penurunan fungsi motorik setelah mandi air panas atau bath tub.
  3. Area ocular, vertibular dan auditori : neuritis optic, diplopia dan nistagmus, vertigo diikuti dengan mual dan nistagmus. Ketulian jarang terjadi.
  4.  Gangguan neurobehavior : emosi labil, fungsi intelektual memburuk, mudah tersinggung, kurang perhatian, depresi, sulit membuat keputusan, bingung dan disorientasi.
  5. Deficit cerebellar : hilang keseimbangan, koordinasi, getar, dismetria.
  6. Area Traktus kortikospinalis : gangguan sfingter timbul keraguan, frekuensi dan urgensi sehingga kapasitas spastik vesica urinaria berkurang, retensi akut dan inkontinensia.
  7. Kontrol penghubung korteks dengan basal ganglia : euphoria, daya ingat hilang, demensia.
  8. Area Traktus pyramidal dari medula spinalis : kelemahan spastis dan kehilangan refleks abdomen.

 

 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Dalam menegakkan diagnosa multipel sklerosis dibutuhkan beberapa pemeriksaan penunjang sebagai berikut :

1. MRI otak dan medula spinalis

    Menentukan adanya karakteristik plak dari multiple sklerosis (area udem dan demyelinasi).

2. CT Scan  

     Gambaran CT Scan menunjukkan adanya lesi otaK

3. Potensial evoked

    Tes elektrofisiologi  pusat pendengaran, penglihatan dan somatosensori.

4. Pungsi lumbal

    Cairan serebrospinal mungkin memperlihatkan peningkatan kadar IgG dam IgM. Protein dalam batas normal atau sedikit meningkat, peningkatan konsentrasi protein myelin

 

PENATALAKSANAAN MEDIK

A.  Penatalaksanaan farmakoterapi

1. Terapi obat untuk fase akut :

Kortikosteroid dan ACTH : digunakan sebagai agens anti-inflamasi yang dapat meningkatkan konduksi saraf. Pemberian awal dapat dimulai dari Metilprednisolon 0.5-1 g IV selama 3 -7 hari dan dosisnya diturunkan 60mg perhari selama 3 hari berturut-turut sampai 10 mg per hari. Dosis oral dapat diberikan sama dengan IV kecuali penurunan dosis 60 mg selama 5-7 hari.

2. Terapi obat untuk menurunkan jumlah kekambuhan

Beta interferon ( betaseron ) : digunakan dalam perjalanan relapsing-remittting, dan juga menurunkan secara signifikan jumlah dan beratnya eksaserbasi. Interferon tidak dapat diberikan dengan dosis tunggal tetapi harus di kombinasikan dengan 3 jenis obat yaitu alfa, beta dan gamma interferon. Alfa dan beta diproduksi dari sel yang terinfeksi virus. Beta interferon menurunkan frekuensi kambuhnya MS. Rute pemberian obat melalui subkutan dan lebih baik lagi pemberian melalui intratekal atau IM. Dosis pada orang dewasa 3-9 juta unit SC 3x/minggu selama 6 bulan.  Obat lain yang dapat menurunkan frekuensi kambuhnya MS adalah : copolymer 1 dan azathioprine.

3. Baklofen : sebagai agens antispasmodik

4. Terapi obat lain : cycloscospamid, total limpoid irradiation ( TLI).

 

B. Terapi suportif

Terapi suportif diberikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan mempertahankan kondisi pasien agar tetap stabil. Fisioterapi dan terapi okupasi diberikan untuk mempertahankan tonus dan kekuatan otot serta ditambah dengan obat untuk relaksasi otot untuk mengurangi ketidaknyamanan dan nyeri karna spastik.

 

PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

Pengkajian umum

A. PENGKAJIAN

1.   Pengkajian umum

Berupa identitas,  keluhan utama, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit keluarga serta pengkajian psikososiospiritual.

2. Pemeriksaan data dasar

Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, intoleransi aktivitas, kebas, parastesia eksterna
Tanda : kelemahan umum, penurunan tonus/massa otot, jalan goyah/diseret,ataksia
Sirkulasi
Gejala : edema
Tanda : ekstremitas mengecil, tidak aktif, kapiler rapuh
Integritas ego
Gejala : HDR, ansietas, putus asa, tidak berdaya, produktivitas menurun
Eliminasi
Gejala : nokturia, retensi, inkontinensia, konstipasi, infeksi saluran kemih
Tanda : control sfingter hilang, kerusakan ginjal
Makanan / cairan
Gejala : sulit mengunyah/menelan
Tanda : sulit makan sendiri
Hygiene
Gejala : bantuan personal hygiene
Tanda : kurang perawatan diri
Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala : nyeri spasme, neuralgia fasial

Keamanan
Gejala : riwayat jatuh/trauma, penggunaan alat bantu
Seksualitas
Gejala : impotensi, gangguan fungsi seksual
Interaksi sosial
Gejala : menarik diri
Tanda : gangguan bicara
Neurosensori
Gejala : kelemahan, paralysis otot, kebas, kesemutan, diplopia, pandangan kabur, memori hilang, susah berkomunikasi, kejang
Tanda : status mental (euphoria, depresi, apatis, peka, disorientasi.
Bicara terbata-bata, kebutaan pada satu mata, gangguan sensasi sentuh/nyeri, nistagmus, diplopia, lemampuan motorik hilang, spastik paresis, ataksia, tremor, hiperfleksia, babinski + , klonus pada lutut

 DIAGNOSA KEPERAWATAN

A. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan :

–       Kelemahan otot/ paralisis

–       Gerakan tidak terkoordinasi

B. Perubahan persepsi sensori : penglihatan, pendengaran, perasa dan peraba  berhubungan dengan :

–       kelemahan sensori

–       Perubahan penglihatan : diplopia, hemianopia, kebutaan

–       Perubahan taktil : rasa terbakar, rasa geli, kelumpuhan

C. Defisit perawatan diri berhubungan dengan :

–       Kelemahan otot, paralisis, perubahan persepsi sensori, kelemahan, ketidakseimbangan tubuh

D. Resiko cedera berhubungan :

–        Kelemahan otot, paralisis, penurunan persepsi sensori, ketidakseimbangan tubuh

E. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan

–   Perubahan fungsi atau atonic bladder/spastik

 

TUJUAN

1. Pasien mampu melaksanakan aktifitas fisik sesuai dengan kemampuannya

2. Pasien tidak mengalami trauma selama menjalani perawatan.

3. Tidak mengalami komplikasi

4. Mengatasi inkontinensia urin

5. Mampu melakukan aktifitas sehari-hari dengan perubahan yang terjadi.

 

RENCANA KEPERAWATAN

  1. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan : kelemahan otot/ paralisis, gerakan tidak terkoordinasi

         Rencana keperawatan :

a. Mempertahankan keseimbangan tubuh ketika turun dan naik ke tempat tidur

b. Berikan pijatan dan latihan rentang gerak aktif dan pasif

c. Libatkan keluarga dalam aktifitas sehari-hari pasien

d. Fokus pada perkembangan aktifitas sehari-hari seperti duduk, berdiri, ambulasi, tingkatkan aktifitas pasien secara bertahap

e. Evaluasi kemampuan untuk melakukan mobilisasi secara aman, berikan alat bantu jalan seperti tongkat, brace, walker kursi roda dan kaji keamanan dari alat yang digunakan tersebut

f. Kolaborasi dengan rehab medik, terapi wicara dan profesional yang lain sesuai dengan kebutuhan pasien

 

2. Perubahan persepsi sensori : penglihatan, pendengaran, perasa dan peraba  berhubungan dengan : kelemahan sensori, perubahan penglihatan : diplopia, hemianopia, kebutaan, perubahan taktil : rasa terbakar, rasa geli, kelumpuhan

a. Monitor seluruh fungsi indera

b. Untuk perubahan kinestetik dan taktil :

c. Berikan stimulasi taktil didaerah yang terkena

d. Beri tahu pasien untuk melindungi kulit dari panas dan dingin.

e. Diplopia : kaji fungsi mata setiap 2 jam dari mata yang satu ke mata yang lain

 

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan : Kelemahan otot, paralisis, perubahan persepsi sensori, kelemahan, ketidakseimbangan tubuh

a. Antisipasi kebutuhan kebersihan diri dan bantu sesuai dengan kebutuhan seperti : perawatan kuku, kulit dan rambut, perawatan mulut dan sebagainya.

b. Berikan alat bantu sesuai dengan indikasi seperti mandi di kursi

c. Berikan waktu yang cukup untuk melakukan  tugas-tugas dan tingkatkan kesabaran ketika pergerakan pasien lambat.

 

4. Resiko cedera berhubungan : Kelemahan otot, paralisis, penurunan persepsi sensori, ketidakseimbangan tubuh

a. Identifikasi area yang memerlukan bantuan

b. Demonstrasikan penggunaan alat bantu

c. Dorong pasien untuk meningkatan aktifitas kegiatan sehari-hari apabila gejala penyakit mulai berkurang

d. Berikan perawatan dasar yang tidak dapat dilakukan oleh pasien sendiri.

e. Ajarkan pasien untuk mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan cedera

 

4. Perubahan eliminasi urin berhubungan denganPerubahan fungsi atau atonic bladder/spastik

a. Catat frekuensi berkemih, adanya berkemih yang tidak dapat ditahan, perasaan terbakar, inkontinensia, nokturia. Lakukan palpasi setelah berkemih.

b. Lakukan program latihan kandung kemih.

c. Tingkatkan latihan terus menerus.

d. Anjutkan pasien untuk mengobservasi sedimen / darah dalam urin, urin yang pekat dan adanya demam.

e. Kolaborasikan untuk pemasangan kateter jika diperlukan.

 

EVALUASI

A. Setelah dilakukan asuhan keperawatan pasien mampu mengidentifikasi faktor-faktor resiko dan kekuatan individu yang mempengaruhi toleransi aktifitas, mampu mengidentifikasi beberapa alternatif untuk membantu mempertahankan aktifitas saat sekarang serta berpartisipasi dalam program rehabilitasi

B. Setelah dilakukan asuhan keperawatan pasien dapat mengkompensasi terjadinya perubahan sensori yang dialami dengan teknik-teknik yang diajarkan.

C. Setelah dilakukan asuhan keperawatan pasien mampu mendemonstrasikan perubahan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri serta mampu melakukan kegiatan perawatan diri sendiri dalam tingkat kemampuan yang dimililiki secara optimal.

D. Setelah dilakukan asuhan keperawatan pasien dapat terhindar dari cedera selama perawatan dilakukan : tidak jatuh dari tempat tidur, tidak terjadi kontraktur dan luka tekan.

E. Setelah dilakukan asuhan keperawatan pasien dapat memahami keadaannya dan mendemonstrasikan tehnik mencegah atau menurunkan infeksi saluran kemih.

 

PENUTUP

Sklerosis multipel  merupakan  penyakit degenerasi yang menyerang sistem saraf pusat yaitu otak dan medula spinalis . Penyakit ini ditandai dengan adanya kelemahan, mati rasa, hilangnya fungsi pendengaran dan penglihatan  yang biasanya terjadi pada umur 18-40 tahun. Banyak pasien yang menderita multipel sklerosis hidup normal diantara periode kambuhnya penyakit. Beberapa pasien yang penyakitnya lebih parah dibutuhkan perawatan yang intensif di rumah. Kebanyakan pasien yang menderita multipel sklerosis mengalami kelemahan, penurunan imunitas, gangguan perkemihan, disfungsi sexual, kelemahan, perubahan interaksi social. Pasien membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan penyakit yang dialaminya, dan beberapa pasien perlu dilakukan konseling dan psikotherapi untuk mengatasi perubahan tubuh yang dialaminya. Walaupun obat untuk kesembuhan belum ada namun  penanganan medis dan  asuhan keperawatan yang tepat diperlukan agar pasien dapat menjalani aktifitas sehari-hari dengan optimal.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Ballinger, Anne. (2007). Pocket Essentials of Clinical Medicine fourth edition. London : Elsevier Saunders.

Copstead, Lee Ellen C. (2005). Pathophysiology third editon.London : Elsevier Saunders.

Doengoes, Marilynn E. (2000). Rencana asuhan keperawatan Edisi 3.Jakarta : EGC

Hickey, J.V. (2000). The clinical practice of neurological and neurosurgical nursing. Philadelphia : J.B Lippincott Company.

McPhee, Stephen J. (2010). Current Medical Diagnosis and treatment. Mc-Graw Hill Medical

 

 

 

 

 

January 22, 2014 Posted by | Nursing | Leave a comment

Menjadi TerangMu

Menjadi terangMU

BY : Elsa Pardosi


Panggilanmu lebih tinggi serta mulia

karna Yesus yang tlah bangkit jaminanNya

KuasaNya dibrikan pada kita menjadi saksi kebangkitanNya

Mari utamakan pekerjaan Tuhan

menggenapkan rencanaNya yang sempurna

Kluarga dan kerja dipakaiNya menjadi trangNya memuliakan Dia

Reff :

O, sungguh bahagia mreka yang setia

membagikan Injil keslamatan didunia yang menolak Tuhan

Jadilah terang Hu… bersaksi bagi-Hu

dan memikul salib dengan rela ikut Tuhanku…

Lagu ini menjadi tema di New Graduate Camp di Jambuluwuk

Yang kembali membakar semangat untuk tetap setia menjadi trangNya

Menjadi terangMU..

Apa maknanya?

Setiap manusia berdosa yang telah menerima Kristus didalam hidup mereka telah menjadi manusia baru yang hidupnya bukan lagi untuk dirinya sendiri tetapi sekarang menjadi milik Kristus…

Kristus menyatakan bahwa kita adalah terang dunia…Kenapa menjadi terang dunia, karena Kristus yang menerangi kita..

So apa implikasinya??

Bahwa kita harus menjadi terang Kristus yang menerangi kegelapan dunia yang digelapkan oleh dosa. sehingga terang Tuhan nyata, dimana ada keadilan, kebenaran dan damai.

Mungkin bukan hal yang mudah untuk menyatakan terang Kristus… oleh karena itu satu yang harus dilakukan adalah penyerahan diri kepada Allah, karena siapa yang mau ikut Tuhan harus menyangkal diri dan rela pikul salib karena hanya dengan menyangkal diri dan pikul salib kita dapat melihat dunia ini dari kacamata Allah… Masih ingat Daniel dan kawan-kawannya? mereka ditempatkan Allah untuk menjadi terangNya di kerajaan Babel. Mereka tetap setia karena mereka berketetapan hati untuk mengikuti Allah dengan tidak menajiskan diri mereka dengan santapan raja. Mereka dipakai sejak muda untuk menyatakan kemuliaan Allah sampai tua mereka pun tetap setia. Tapi dibalik semua itu adalah kuasa Allah yang nyata melalui ketaatan dan kesetiaan anak-anakNya. Dia akan menyatakan kemuliaanNya kepada mereka yang belum mengenal Dia melalui mereka yang sudah mengenal Dia…

Ditengah dunia ini, pertanyaannya?? apakah kita berketetapan hati untuk setia pada Tuhan atau mengikuti dunia ini.

Biarlah kita tetap setia. SOLI DEO GLORIA

May 5, 2008 Posted by | Nursing | Leave a comment

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

April 25, 2008 Posted by | Nursing | Leave a comment